Sistem yang Mempesona Para Fotografer
Pertimbangan dalam memilih sebuah kamera DLR bisa jadi sangat berbeda dengan memilih kamera poket. Perbedaan ini ditimbulkan oleh beberapa sebab, di antaranya:
- DSLR merupakan sebuah sistem yang dapat di-customize sesuai kebutuhan spesifik pemiliknya, sangat berbeda dengan poket yang sudah all in
- Perbedaan teknologi lensa, sensor, prosesor gambar dan operasional tombol-tombol pada setiap kamera yang pada akhirnya membedakan karakter hasil
- Hampir semua poket menggunakan sensor CCD berukuran 1/2.5″ produk Sony, sedangkan DSLR memiliki banyak pilihan teknologi selain CCD, seperti:
- CMOS yang dikembangkan Canon (dan belakangan dipakai juga oleh Nikon)
- NMOS yang digunakan Olympus
Selain itu juga memiliki ukuran fisik yang berbeda, yaitu:
- Full-frame, dipakai pada kamera kelas Pro
- APS-C, dipakai pada kamera entry level & semi-pro
- 4/3, dipakai oleh Olympus & Panasonic
- Ketersediaan aksesoris & perlengkapan selain body & lensa
Faktor ketersediaan perlengkapan & aksesoris ini bisa jadi merupakan pertimbangan terpenting. Membeli sebuah DSLR pada dasarnya adalah membeli sebuah sistem. Sekali Anda membelinya, sistem itu akan ‘mengunci’ Anda untuk selalu menggunakan perlengkapan & aksesoris yang kompatibel dengannya 🙂
Dalam hal ini, saya pikir Canon & Nikon mempunyai keunggulan karena – sebagai pemain lama yang memimpin pasar – tersedia banyak sekali aksesoris 3rd party – barang-barang yang dipro=oduksi bukan oleh produsen body – yang tersedia di pasar, misalnya:
- lensa: Sigma, Tamron dan Tokina
- Flash: Nissin dan Metz
- Battery grip: Jenis
Tentunya dalam hal aksesoris ini, lensa menjadi pertimbangan utama.
Bukan berarti tidak ada kelebihan dari produsen merk lain. Beberapa catatan saya untuk merk lain adalah:
- Sony dapat menggunakan lensa Carl-Zeiss dan Minolta
- Olympus memiliki keunggulan dalam dynamic range dan saturasi warna selain teknologi-teknologi inovatifnya
- Pentax dapat menggunkan banyak lensa ‘jadul’ yang sudah terbukti ketajaman & kualitasnya
Namun jika dikembalikan lagi ke ‘sistem’ tadi, berbagai macam daya tarik tersebut terasa belum mampu menyaingi 2 merk yang memimpin pasar. Terlebih lagi jika sudah memiliki pengalaman & perlengkapan dari salah satu merk, rasanya sulit untuk berpindah ke lain hati 🙂
Namun pertimbangan untuk membeli DSLR tidak cukup sampai pada merk saja. Ada banyak kelas pada DSLR, dari entry level dengan sensor APS-C sampai kamera pro dengan sensor full-frame. Terlalu panjang rasanya jika dibahas dalam 1 tulisan. Yang perlu menjadi patokan adalah:
- Teknologi akan selalu berkembang. Body yang canggih saat ini, dalam beberapa tahun akan menjadi out of date, untuk mudahnya, silakan bandingkan fitur pada 2 kamera yang dirilis dengan selisih ‘hanya’ 2 tahun Canon EOS 1000D (budget entry-level, 2008) vs Canon EOS 30D (semipro, 2006, discontinued)
- Lensa memiliki usia lebih panjang daripada body
- Kemampuan fotografer dalam mengoperasikan alat, kepekaan menangkap momen dan kemampuan teknis adalah lebih penting daripada mengejar perkembangan teknologi